NaikJapan Airlines dari Jakarta ke Tokyo. Pukul 21.30 WIB malam, pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Narita di Jepang. JAL punya dua penerbangan setiap harinya menuju Narita, penerbangan di pagi hari sekitar pukul 06.00 dan malam hari pukul 21.00. Pesawat yang saya naiki adalah pesawat berbadan besar yaitu Boeing
Mulaidari alat mandi, pernak-pernik, sampai alat rumah tangga. Harganya pun tak lebih dari 15.000 rupiah saja/item. Dengan mengikuti tips jalan jalan ke Jepang di atas, saya rasa dengan budget 9 juta kamu sudah bisa menikmati keindahan Negeri Sakura. Jadi tunggu apalagi, angkat ranselmu dan segera jelajahi Jepang sekarang juga!
Iniadalah vlog jalan jalan ke Jepang, pengalaman liburan ke Jepang pada 3 musim yang berbeda. Mulai dari musim dingin, musim semi hingga musim panas di Jepang. Yang kurang tinggal autumn atau musim gugur saja! Doakan tahun ini bisa main ke Jepang dan bisa merasakan suasana musim gugur ya!
Vay Tiền Nhanh. To the Promised LandJalan-jalan ke Jepang ini adalah perjalanan perdana gw ke luar negeri. Jalan-jalan ini tanpa agen travel, itinerary ke jepang selama 9 hari ini disusun sendiri oleh teman yang sering bolak-balik ke perjalanan ke jepang ini gw menuju berbagai kota Tokyo, Osaka, Kyoto, dan terakhir Fuji. Dari Tokyo ke Osaka lalu kembali ke Tokyo sambil mencoba naik bus malam, lumayan menghemat biaya akomodasi ketimbang naik kereta juga mengunjungi Universal Studio Osaka, Fuji-Q Highland Park, hingga pusat-pusat belanja di Tokyo. Total biaya perjalanan ke Jepang sebesar Rp 20 jutaan rupiah. Selama 9 hari, mengunjungi 3 kota besar, 2 wahana, dan 3 pusat belanja di Tokyo, menurut gw, sangat sepadan dengan pengalaman yang gw > DenpasarFriday, 19 October 20181715 WIB CGK–DPS 2015 WITAAirbus A332 JETGA 0426Denpasar > NaritaSaturday, 20 October 20180045 WITA DPS–NRT 0850 JSTBOEING 777 JETGA 0880ReturnNarita > DenpasarSunday, 28 October 20181100 JST NRT–DPS 1740 WITABOEING 777 JETGA 0426Denpasar > CengkarengSunday, 28 October 20182015 WITA DPS–CGK at 2115 WIBBOEING 737-800 JETGA 0423
Pada tanggal 2 November kemarin, gw sama beberapa teman gw memutuskan untuk melakukan travelling ke Jepang. Ya ke Jepang merupakan impian gw sejak dulu. Pengen ngerasain ke negara yang sering gw liat di anime sama di film The Last Samurai. Memang negara yang 1 ini sangat menarik karena sifat orang-orang Jepang itu sendiri. Gw masi ingat salah satu potongan cuplikan dimana Captain Algren Algren San kalau dipanggil orang Jepangnya diperankan oleh Tom Cruise sangat kagum dengan kepribadian orang Jepang. Ya orang Jepang bisa dibilang adalah orang yang semenjak membuka mata sampai menutup mata sangat sadar dengan apa yang dikerjakan di hari itu. Loh bukannya biasa aja? Tar dulu, coba kalian pikirkan apa yang biasa kalian lakukan sehari-hari. Pasti pada gak sanggup kan? Karena biasanya yang kita lakukan sehari-hari adalah sesuatu yang sifatnya auto pilot. Contohnya gw bangun tiap pagi, mandi terus berangkat kantor. Trus jam 6 pulang udah gitu aja terus ampe gajian. Orang Jepang melakukan itu dengan cara yang berbeda dan mereka melakukan itu dengan sempurna. Terus apa aja sih yang gw temuin disana? Berikut sharing pengalaman gw selama di Jepang. Perjalanan ke Jepang ini dimulai dari tanggal 2 November pukul gw berangkat dari CGK menggunakan Singapore Airlines. Keren gak? Kebetulan waktu itu kantor gw lagi promo tiket pesawat. Biasanya ke Jepang naik SQ untuk sekali jalan bisa 5 jutaan, nah waktu itu 5 juta sudah dapat roundtrip. Ya uda deh langsung beli. Untuk periode pembeliannya waktu itu adalah bulan Maret. Jadi gw sudah merencanakan perjalanan ini lumayan lama sekitar 9 bulan. Untuk SQ sendiri, gw cuma transit sekali yakni di Singapore. Cuma waktu itu gw sempat kesal karena pesawat SQ yang gw tumpangin rada jelek. Jujur rada kesel karena gw pikir SQ itu keren pesawatnya ternyata ga lebih bagus dari Garuda. Sesampainya di Singapore, gw harus pindah pesawat dari terminal 3 ke terminal 2. Lumayan jauh itu karena harus naik Sky Train dulu, namun buat pengalaman sikat saja lah. Untuk liat bentuk petanya Changi Airport bisa dilihat disini. Nah, ternyata pesawat yang menuju Narita itu sama dengan pesawat yang menuju ke Los Angeles yang berakibat banyak bule di dalam pesawat. Yang gw lumayan surprise adalah ketika gw naik pesawat yang ke LA ini karena pesawatnya lebih OK mirip dengan pesawat KLM yang gw tumpangin dari Belanda ke Singapore. So akhirnya gw jadi deh ngata-ngatain SQ hehe. Perjalanan dari Changi ke Narita memakan waktu 6 jam 45 menit, lumayan bikin pegel pantat dan mata sepet karena hari sebelumnya gw gak tidur karena takut ketinggalan pesawat. Ada hal yang unik yang gw laluin waktu ke imigrasi jepang karena mereka ga melakukan cap ke visanya melainkan ngasi stiker gitu. Padahal gw berharap di stempel supaya keliatan banyak capnya hehe. Oh iya, hal yang pertama lw butuhkan adalah nyalain wifi yang gw bawa dari Indonesia. Waktu itu gw nyewa di javamifi, cuma ada yang ngeselin karena waktu dinyalain ternyata gak bisa konek internet. Untung gw bisa telp ke Indonesia karena sebelumnya gw uda beli skype call in case emergency dan ternyata memang kepake disini. Dari Narita, kita langsung bergegas menuju penginapan di Shinjuku. Ada hal yang lumayan ngeselin disini karena si Rahman eh iya gw waktu ke Jepang pairingnya bareng Rahman karena beli tiketny bareng gw nanya arah ke hotel ma tukang sapu. Alhasil, gw sama rahman terombang-ambing di kereta listrik selama 2 jam. Hikmah dari nyasar ini adalah jangan pernah percaya ma tukang sapu wkwk. Tetapi pada akhirnya gw sampai juga di penginapan yakni Tokyo House Inn. Di Shinjuku, kami cuma sehari doank karena memang waktu disini hanya untuk transit menuju tujuan utama pertama kami disini yakni Kawaguchiko. Ga ada yang terlalu istimewa di Shinjuku karena tempatnya mirip-mirip Tanah Abang di Indonesia jadi ya jangan terlalu banyak berharap, bukan tempat wisata yang ramah turis. Tetapi kalau lw mw coba macam-macam ma Yakuza, disini menurut gw tempat yang tepat untuk memulainya wkwk. Btw untuk penginapannya sendiri menurut gw cukup lumayan untuk ditempatin, ranjangnya bertingkat tapi ya. Kebetulan kemarin 1 kamar isinya buat 6 orang, hanya aja kemarin yang ikut 5 orang jadi ada 1 ranjang kosong. Sayangnya kemarin gw lupa untuk foto kamarnya, cuma foto lorongnya aja. Ini kalau mau liat bentuk lorongnya. Lorong Tokyo House Inn Lumayan cozy lah kalau mau cobain, btw pemilik tokyo house inn bukan orang Jepang melainkan orang Nepal. Oh ya jangan bilang dia orang India ya, dia ga suka karena banyak yang nganggap dia India. Jadi kalau mau nginep disini terus SKSD mungkin bisa deh hehe. Siapa tau dapat diskon. Disini juga dapat breakfast cuma ya gitu, jangan berharap breakfastnya mewah. Nah kalau tampak depan hostelnya kayak gini. Maklumin kalau ada mukanya hehe Jalan Depan Tokyo House Inn Agak masuk-masuk gang gitu, mirip-mirip di Jakarta lah. Cuma ya bentuk jalannya doank. Sisanya beda ya, apalagi sifat orang-orangnya wkwk. Pas di Shinjuku, kebetulan kita menyempatkan diri ke odaiba. Nah kalau mau gampang ingat odaiba, ingat aja stasiun televisi yang pernah ada di film digimon. ini dia stasiun tvnya Sayangnya gw motoin, tapi uda gw masukin story hehe. Jadi kalau mau liat bisa follow IG gw aja haha. Nah sebenarnya bukan ini yang mw kita datengin melainkan patung liberty yang ada di odaiba. Jadi bentuk patungnya mirip banget sama yang asli, cuma ya tetep ini KW supernya mungkin hehe. Berikut fotonya Nah mirip kan? Btw kalau kesini sebaiknya jangan pake jaket terlalu tebal karena lumayan panas. Waktu di Shinjuku emang dingin, cuma pas uda sampai sini dah macam kayak Bali lebay mode ON . Di dekat sini juga banyak spot foto yang bagus untuk mengabadikan foto-foto instagramable. Contohnya kayak gini Buat yang hobi lari Nice Spot nih Ini Sebelum naik jembatannya Setelah selesai dengan Odaiba, kita langsung ke kawaguchiko sorenya. Oh iya, untuk ke kawaguchiko, butuh menggunakan JR Pass kalau mau murah karena sekali jalan kesana tiketnya sekitar 3000 yen. Di Shinjuku station, kita bisa menukar tiket JR yang sudah di beli di Indonesia. Untuk harga JR Pass sendiri lumayan bikin tekor karena harganya sudah juta sendiri. Mayan gak tuh? Tetapi itu worth banget kalau dipake buat muter2 naik kereta, kecuali lw naik taxi ya kagak guna juga. Untuk penampakannya seperti ini. Bentuk JR Pass Cara pakainya simple banget, cukup nunjukkin itu sebelum lw masuk ke stasiun. Tapi jangan lewat ke gerbang otomatis ya karena kalau salah lw bisa kena denda. Seapes2nya lw bisa ga diijinkan lagi datang ke Jepang wkwk. Terus perhatikan juga stasiun mana yang bisa dilewatin JR Pass, karena ga semua stasiun bisa dilewatin JR Pass. Oke balik lagi ke perjalanan kawaguchiko, jadi kita naik NEXT. Nah diusahakan selalu reserved seat kalau naik kereta ini karena yang non reserved seat itu rebutan kyk kereta KRL. Jadi mending luangkan waktu untuk reserved seat. Kita juga ga perlu bayar untuk reserved seat, so mending reserved seat. Perjalanan berikutnya adalah menuju ke Kawaguchiko. Jujur gw gatw ini sebenarnya tempat apa karena yang punya ide kemari adalah si Rahman. Maklum waktu menentukan itinerary paling banyak si Rahman, dia uda macam seksi acaranya gitu. Nah saat perjalanan menuju ke Kawaguchiko ada hal konyol yang bikin gw ngakak. Jadi ceritanya waktu ke stasiun menuju ke Kawaguchiko, si Rahman dan Elbert keluar belakangan karena ada barangnya yang ketinggalan. Nah gw uda bilang suruh buru2 keluar karena gatw kalau tiba-tiba keretanya jalan. Dan bener yang gw bilang apa, keretanya cuma berhenti kurang dari 5 menit dan pas si Elbert n Rahman mau keluar tiba-toba pintunya ketutup. Yang bikin ngakak adalah ada ibu-ibu Jepang yang ngeliatin gw dari luar ngeliat si Elbert ma Rahman ketutup eh tiba-tiba dia ketawa sendiri. Kampret nih emak-emak Jepang wkwk. Untuk penampakan stasiunnya seperti ini. Oh ya ini stasiun transit, untuk ke kawaguchiko dari stasiun ini harus naik kereta lokal dan makan waktu 1 jam. Jadi ya lumayan sambil nunggu. Kalau ga salah harus ngelewatin 10 stasiun untuk sampai tempat tujuan. Jadi stasiunnya dari ujung ke ujung wkwk. Mayan ya pak. Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya sampai jumpa di Kawaguchiko. Tempatnya dingin banget cuy, hampir 10 derajat. Pas pagi bahkan bisa 5 – 7 derajat. Eh tapi ini belum musim dingin ya, kalau musim dingin bisa minus. Cuma ya balik lagi ngapain lw orang tropis datang pas musim dingin. Lw ga bakal kuat badannya, wong gw uda pake jaket kulit trus baju tebal aja masi kedinginan. Untuk penampakannya daerah kawaguchiko kayak gini. Suhunya 11 derajat cuy Buat kalian yang mau main kesini, gw sarankan untuk menginap di KOE House. Etapi gw sendiri belum pernah nginep disini karena waktu dibeliin Rahman, tempatnya gw kata-katain karena bentuknya kayak Indomaret. Dan yang paling bikin gw nyesek adalah karena ternyata tempatnya deket banget sama stasiun cuy. Jadi kalau ada yang mau traveling lagi, mending coba nginep disana terus tar kasi tau gw yak? Beneran kayak indomaret gak? wkwk. Kalau mau liat penampakannya seperti ini. Indomaret Koe House Nah karena kita pindah tempat, jadi sekarang nginepnya di K’s House. Etapi jangan sampai kalian kecele ya, di daerah kawaguchiko itu ada beberapa K’s House. Jadi pastiin dulu kalian tinggal dimana karena kalau salah tar nyesek kayak gw kemarin wkwk. Emang jaraknya ga jauh, cuma gerek2 koper mah lumayan. Untuk penampakan K’s House nya. Ini tempat gw nginep Malah nyasar kemari Daerah Kawaguchiko ini mirip banget dengan Daejeon Korsel. Karena penduduknya pada jam 7 malam sudah sangat sepi. Lw akan jarang banget liat orang berkeliaran jam segitu. Tetapi bedanya kalau Daejeon itu daerah pelajar, disini daerah pertanian gitu. Gw bercita-cita kalau uda jadi orang kaya dan udah tua, gw bakal ngabisin sisa hidup gw disini karena tempatnya yang asri, gak bising, ga kuno juga tapi karena internet disini masi kencang wkwk. Hidup bagaikan di film harvest moon, yakni makan dari hasil olahan yang ditanam di lahan sendiri hehe. Di Kawaguchiko, yang paling penting untuk dieksplor adalah melihat gunung Fuji. Hanya saja selama 2 hari disini, kita ga dapat gunung Fuji. Sedih banget ya, karena bertepatan dengan mendung di daerah sana. Tetapi ya uda lah, karena kita masi bisa lihat momiji festival dan masi bisa liat shiba inu yang terawat wkwk. Untuk bisa ke momiji Festival, kita harus pergi ke stasiun tempat kita datang sebelumnya dan membeli tiket bus disana. Untuk harga tiketnya sendiri 1500 yen. Jadi disini kalian bisa pilih 2 tipe tiket yang bisa terusan seharian apa selama 2 hari. Harga tiket yang 2 hari lebih murah kalau dihitung-hitung hanya saja kami ke esokan harinya harus berangkat ke Osaka. Jadi beli yang tiket 1 hari 1250 yen kalau ga salah. Lupa hehe. Nah tiketnya itu ada yang jalur merah, biru dan hijau. Jadi waktu itu kita pilih yang jalur merah. Untuk sampai di momiji festival kalian. perlu ngelewatin sampai 14 shelter bis. Sesampainya di momiji festival berikut penampakannya. Jalan menuju Festival Ini banyak mobil lewat Nah mungkin fotonya kurang jelas, namun sebenarnya banyak banget orang yang dateng. Disana dijual berbagai pernak-pernik unik yang bikin kantong jebol kalo buat orang Indonesia wkwk. Di daerah sekitar momiji Festival, banyak sekali tempat bagus yang wajib lw kunjungin. Berikut foto-fotonya Nah kalau diliat di foto diatas, kita bisa jalan ke atas karena masih banyak tempat seru diatas sejenis temple gitu dan museum. Di museumnya sendiri ada 1 spot yang bagus buat foto. Nah kalau mau lebih bagus lagi sebenarnya bisa masuk ke dalam museumnya hanya aja kudu bayar. Duh duit lagi dah. Untuk penampakan di atasnya kayak begini Jalan setapak Jembatan Gerbang menuju museum Nah di dalamnya ada salah 1 kolam yang lumayan bagus. Bentuk kolamnya Disini kita foto bareng, berempat doank sih tapi hehe. Kalau mau naik ke atas lagi, baru deh ketemu museumnya. Halaman Museum Pardon my selfie hehe Uda sampai diatas gak akan ada tempat lagi sih. Jadi kalau mau cari tempat lain ini adalah saat yang tepat hehe. Eh tapi pas turun ada 1 rumah yang jual buah bentuknya kayak tomat. Kalian wajib beli karena harganya termasuk murah yakni 500 yen isi berapa buah. Buat informasi aja, buah ini sangat manis dan kalau di jual di tokyo harganya mencapai 350 yen per buah, jadi kalau mau cicip mending beli dimari. Nah untuk bentuk tokonya kayak gini. Toko buah enak Ketika turun, kita menuju ke tempat yang dekat danau. Disitu tempatnya banyak bunga berguguran, gatau itu sakura apa bukan. Cuma gw yakin banget kalau di musim semi, itu pasti bagus banget. Disini juga ada jalan setapak buat lari jadi tempatnya oke banget deh. Kalau mau duduk santai pakai tiker juga sebenarnya bisa hehe. Nah untuk penampakannya kayak begini. Sori kalau ada tampangnya, soalnya cuma ini doank fotonya Ganteng banget gak si negan? Nah itu yang sekitaran danau, sebenarnya sepanjang danau itu banyak tempat seru yang lain. Kalau kita punya waktu lebih sebenarnya pengen eksplor lebih jauh, karena keterbatasan waktu kita pindah tempat dulu deh. Kami menuju kereta gantung tempat bisa liat gunung Fuji karena berada diatas gitu. Nah untuk naik kereta ini biayanya 700 yen kalau ga salah untuk roundtrip dan 400 yen untuk sekali jalan. Jadi buat yang mau beli sekali jalan, gw ga ngerti tuh cara turunnya gimana wkwk. Mungkin kalian jadi ninja hatori dulu wkwk. Untuk naik kereta gantung lumayan ngantri karena memang banyak yang mau naik dan bertepatan dengan momiji festival. Harusnya ga seramai ini kalau bukan saat festival. Untuk bentuk penampakannya seperti ini. Orang pada ngantri ke atas View dari kereta gantung Keren kan? tetapi kalau yang takut ketinggian sih bisa bikin gemetaran hehe. Keretanya suka goyang-goyang sendiri pas diatas. Jadi kalau naik kereta ini banyak-banyak berdoa aja deh. Sesampainya diatas sebeneranya kalian bisa liat gunung Fuji, kalau ga mendung. Ya kemaren pas gw kesana itu mendung dan ketutupan awan. Shit banget ga tuh? Tetapi ya uda lah kan bisa kesana lain kali kalau sama pasangan eh. Untuk pemandangan dari atas seperti ini. Depan itu gunung Fuji cuma ketutupan awan Ini juga ketutupan awan Kalau mau naro harapan, cuma bayar yak Yang ini juga lonceng cinta, bayar juga Di atas juga ada hutan gitu, cuma ga berani masuk. Horor suruh bayar juga kayaknya wkwk Nah karena ga dapat gunung Fuji, kita langsung turun deh. Ya mau gimana lagi karena mendung jadi ga bisa ngapa-ngapain juga. Turunnya naik kereta gantung lagi, tapi kali ini lebih seram karena bisa langsung ke bawah tanpa ngeliat keretanya. Dan beruntung juga karena dapat giliran pertama masuk jadi bisa dapat spot buat moto. Nih kalau mau liat fotonya. Kalau dari atas Setelah muter-muter disini kita langsung menuju spot berikutnya yakni sisi lain dari danaunya. Jadi kalau misalnya kita tadi dari sisi momiji festival, kita pindah ke tempat yang lain dekat dengan jembatan. Nah dekat situ sebenarnya ada tempat mainan lama gitu, cuma gw ga kesitu karena yang lain pada gamau. Yang mau cuma Renan doank, trus kata Renan kalau mau cari mainan mending di Akihabara aja. Berhubung dia wibu jadi gw percaya aja wkwk. Nah kalau naik bisa dengan rute merah diatas, kita berhenti di shelter no 3. Itu sudah dekat sebenarnya dengan stasiun awal keberangkatan. Jadi kalau mau olahraga bisa jalan kaki, tapi ya ga usa jalan kaki juga. Tiap hari di Jepang jalan kaki mulu soalnya huft. Di dekat danau ini sebenarnya ada satu spot yang keren banget buat foto langsung background gunung Fuji. Tetapi ya itu apesnya kita gabisa foto karena lagi mendung. Sedih banget yak. Untuk penampakan sisi lain dari danau yang dekat jembatan kayak begini. Di Jepang miara binatang bisa diajak jalan-jalan sehat Ada kucing kesayangan cewe gw juga wkwk Seperti yang gw bilang sebelumnya, ada 1 spot yang wajib kalian foto pada saat hari lagi cerah karena pasti akan dapat gunung Fuji sebagai background. Nah spotnya adalah disini. Dibalik patung itu gunung Fujinya Jadi ceritanya pas minta foto ini, ada orang Jepang yang ngasi tau kalau dibelakang patung ini sebenarnya kalau cerah bakal keliatan gunung Fujinya. Nah jadi buat yang pengen foto gunung Fuji tanpa harus ke atas bisa foto dari sini ya. Untuk lanjutan perjalanan cerita gw berikutnya akan gw tulis di post yang beda ya karena ini uda lumayan kepanjangan hehe. Sampai jumpa di post berikutnya yakni Osaka.
Hi, kembali lagi ke post tentang ke jepang. Kemarin gw sempat menulis tentang docker, sekarang balik lagi-lagi ke cerita jalan-jalan gw tahun lalu. Perjalanan kali ini adalah menuju Kyoto. Sebenarnya dari Kyoto ke Osaka cukup dekat, hanya saja karena waktu itu kita belum paham peta Jepang, jadi mau ga mau kita pindah tempat. Untuk perjalanan ke Osaka bisa dibaca disini. Jadi, buat kalian yang ingin bermain ke Kyoto tapi sudah terlanjur ke Osaka, kalian bisa pulang pergi dengan cepat menggunakan kereta dan itu dicover dengan JR Pass. Perjalanannya pun tidak terlalu lama, hanya 1 jam saja. So kalau mau, nginep saja di Osaka trus main-main ke Kyoto. Nah berikut petualangan kita di Kyoto. Di Kyoto, kita tinggal di Piece Hostel Kyoto, lokasinya sangat dekat dengan Kyoto Station. Memang si Rahman sungguh niat sekali mencarikan tempat tinggal yang deket dengan stasiun. Yang gw suka dari Jepang adalah bentuk stationnya itu mirip banget bandara, bagus-bagus banget. Coba bayangin aja, stasiun aja dibuat sebagus bandara, gimana orang-orangnya ga suka naik kereta coba. Bagi kalian yang ingin liat penampakannya adalah sebagai berikut. Kyoto Station Di depan Kyoto Station sendiri ada Kyoto tower, salah satu dari banyak tower yang ada di Jepang. Jadi emang kalau bisa cari penginapan di dekat Kyoto Station karena daerahnya memang sangat strategis. Nah berhubung kita tiba di hostel malam hari, kita harus segera check in karena sudah terlambat. Waktu check in kebetulan agak sedikit ribet karena kita pake fitur pay at hotel punya agoda hehe. Buat kalian yang pengen jalan-jalan terus ga mau bayar di depan kalian bisa gunakan fitur pay at hotel ini. Jadi ketika kalian booking online di atau kebetulan waktu itu Rahman mesennya di agoda , kartu kredit kalian hanya akan di authorize. Jadi limit kartu kreditnya hanya dalam kurun waktu tertentu, lalu setelah itu release kembali. Secara teknis memang begitu cara kerjanya, namun yang paling menyenangkan adalah kita ga perlu keluar duit kalau emang gajadi pergi karena alasan tertentu. Tetapi tetap ada syarat dan ketentuan berlaku ya untuk case pay at hotel lah malah jadi ngasi penjelasan hotel . Setelah selesai check in, gw akhirnya tidur bareng si Elbert. Jadi karena kita ga bisa booking langsung 7 tempat dalam 1 kamar, jadi setiap orang pisah-pisah. Ada yang 1 kamar isinya 18 orang karena memang itu hostel untuk backpacker. Kalau mau ceritanya bisa langsung ngobrol sama Renan hehe. Hari pertama, kita langsung menuju tempat paling instagramable dan wajib di datangi kalau kalian ke Kyoto. Apalagi kalau bukan Fushimi Inari. Kalau kalian gatw, itu sejenis kuil yang banyak banget gatenya. Waktu itu yang lain uda pada jalan duluan, seperti biasa cuma gw sama Elbert yang jalan belakangan. Soalnya mereka pada jalan pagi-pagi, lah tim bangun siang pasi jalannya belakangan aja, kan yang penting nyampe. Untuk sampai ke sana cukup naik kereta aja dan sudah dicover oleh JR Pass. Berikut penampakan gerbangnya dari luar. Gerbang Fushimi Inari Nah buat kalian yang fotonya instagramable dan ga banyak orang yang lalu lalang, kalian bisa naik ke atas terus karena semakin ke atas semakin sepi dengan pengunjung. FYI aja, fushimi inari ini sebenarnya adalah gunung buat nyembah gitu, jadi kalau memang niat dapat spot foto yang tidak ramai pengunjung ya naik aja terus. Diatas juga ada danau yang ga gede-gede banget. Untuk penampakannya seperti berikut. Danau di Fushimi Inari Nyumbang foto Harusnya gw bisa dapat foto di tempat sepi, sayangnya karena gw uda keburu banyak foto di bawah jadi ya ga foto-foto lagi hehe. Untuk kalian yang mau beli jimat di Fushimi Inari juga bisa buat yang kenang-kenangan aja . Untuk harga 1 jimatnya menurut gw lumayan mahal yakni 500 yen. Terus bayarnya harus uang pas, jadi bayarnya kayak naro di kotak gitu dan ga bakal ada kembalian hehe. Sebenarnya kalau kalian mau ngambil cuma-cuma juga bisa, cuma ya siap-siap aja dikejar jin kurama wkwk. Untuk bentuk jimatnya seperti ini. Jimat Kintaimamori Setelah dari Fushimi Inari, gw dan Elbert langsung menuju Arashiyama, salah satu tempat instagramable buat para selebgram. Untuk kesana kita harus naik kereta juga. Jujur di Arashiyama sebenarnya cuma ada hutan bambu doank, buat kalian yang banyak duit bisa menggunakan jasa becaknya sekitar 1000an yen. Cuma gw gatw di gerek sampai kemana aja becaknya. Untuk ke Arashiyama kalian harus melewati jalan-jalan kecil gitu karena letaknya memang agak terpencil. Nah biar gampang, kalian ikutin aja turis-turis jalan dan inget jangan pernah tanya sama tukang sapu karena bisa berujung nyasar hehe. Gw sendiri ga ada afoto di hutan bambunya karena basically itu ya bambu-bambu doank isinya. Nah yang menariknya adalah di dekat sana banyak tempat yang menarik lainnya yakni kuil-kuil yang ada di sepanjang jalan gatw namanya apa , sungai yang jernih banget, sama Arashiyama Monkey Park. Untuk penampakan sungainya. Sungai yang jernih banget Gak keliatan ya? Sebenarnya itu jernih banget loh. Nah dari sungai itu, kalian bisa naik menuju Arashiyama Monkey Park. Ingat untuk ke atas sana lebih baik siapkan koyo karena jaraknya jauh banget nanjaknya. Untuk masuk ke monkey park harus bayar sejumlah 550 yen untuk orang dewasa dan 300 yen untuk anak-anak. Disana ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi seperti jangan megangin plastik pas jalan karena bisa menarik perhatian monyetnya. Untuk waktu yang dibutuhkan dari gate sampai ke puncak sekitar 20 menit. Tetapi itu sangat worth buat kalian yang ingin melihat whole citynya kyoto. Untuk pemandangannya seperti berikut ini. Kyoto City View 1 Kyoto City View 2 Setelah capek sampai di puncak, akhirnya kita pulang ke hotel. Nah malam harinya kami sempat cari jajanan yang murah meriah. Waktu itu yang punya ide adalah Rahman. Sebenarnya gw uda curiga, makanan pilihan Rahman pasti mahal-mahal dan untung-untungan bisa enak bisa kagak. Dipilihlah sebuah resto yang ga gede-gede banget dan keliatannya cukup meyakinkan. And now what’s happen? Yes uda makanannya secuil, harganya selangit. Untuk penampakan menunya seperti ini. Menu Kyoto Mahal 1 Menu Kyoto Mahal 2 Menu Kyoto Mahal 3 Total-total gw abis 200 ribuan lebih kalau di rupiahin untuk makanan yang ga jelas. Jadi buat kalian yang ga yakin dengan apa yang kalian makan, lebih baik pilih makanan yang pasti-pasti aja contoh kayak yoshinoya atau suki ya. Harganya jelas, trus rasanya uda pasti enak. Setelah selesai makan, kita pun langsung balik ke hostel untuk mempersiapkan hari besok. Keesokan harinya, kita pun akan menuju Ninenzaka. Sebenarnya tempat ini agak asing buat gw, namun karena katanya bagus ya nunut aja. Sebenarnya di Kyoto agak kepanjangan 3 hari, jadi ya uda nikmatin dulu aja. Berhubung gw tim bangun siang sama Elbert, jadi gw berangkat terlambat dibanding yang lain. Nah karena ga ada stasiun terdekat ke arah Ninenzaka, akhirnya gw dan Elbert naik bus. Ya ini adalah pengalaman pertama naik bus di Jepang karena selama ini selalu naik kereta kemana-kemana sebenarnya uda pernah di kawaguchiko cuma itu busnya kayak tour hehe . Untuk naik bus, kalian bisa menggunakan suica jadi jangan terlalu khawatir harus bayar cash. Nah sesampainya di Ninenzaka, tempatnya kayak kuil-kuil gitu ya di kyoto emang kuil semua . Buat kalian yang mau belanja baju buat oleh-oleh disini kalau ga ke tokyo harganya lumayan murah sekitar 1000 yen biasanya bisa diatas 1200 yen – 2000 yen . Salah satu tempat iconic disini adalah starbuck dengan kearifan localnya. Berikut penampakannya. Starbuck dengan kearifan local 1 Starbuck dengan kearifan local 2 Nah buat kalian yang ingin berfoto-foto ala orang Jepang, bisa langsung menyewa kimono baik cowok atau pun cewek . Gw sendiri ga nyewa, namun temen gw nyewa waktu itu. Untuk barang-barangnya sendiri bisa dititipkan di tempat penyewaan kimono. Jadi ga perlu rempong-rempong bawa baju ganti kalian. Nah di bagian atas Ninenzaka ada kuil yang pemandangannya lumayan, gw gatw nama kuilnya apa, namun bagi kalian yang sudah sampai sini mending luangkan waktu untuk foto-foto. Berikut pemandangannya. Ada foto orang ganteng Tanpa foto orang ganteng Instagramable Spot Full team without samad Setelah puas foto-foto di kuil, kita pun akhirnya jalan menuju stasiun terdekat. Sebenarnya ga bisa dibilang dekat juga, karena emang jauh hadeh. Cuma ya sembari menuju stasiun kan sekalian menikmati pemandangan di Jepang alasan aja biar ga capek . Di tengah perjalanan menuju stasiun, kita pun akhirnya sampai ke tempat makan ramen yang halal. Iya tempat ramen ini dipenuhi dengan para penikmat ramen muslim. Kebetulan waktu itu kita bertemu dengan orang-orang dari Malaysia. Ya maklum aja, agak susah mencari ramen halal di Jepang. Nah ini foto kita makan di ramen halal. Ramen Halal Untuk harga di ramen halal ini seinget gw gak terlalu mahal. Jadi patut lah kalian coba, namun kalau yang mau lebih enak ya pake babi sih hehe. Setelah selesai makan disini, kita pun bergegas menuju stasiun. Nah di dekat stasiun, kita pun ketemu tempat yang banyak geishanya. Nah kalau ketemu geisha, jangan sekali-kali mencoba memotretnya tanpa ijin dari body guardnya karena bisa ditebas lebay mode on . Tetapi ini bener sih, mereka akan ngasi tau kalau ga bole sembarangan moto. Cuma kalau kalian bandel ya siap-siap aja ditebas kayak batosai. Untuk rumah yang banyak geishanya seperti ini. Geisha House Setelah itu pun kita balik ke hostel untuk malam terakhir di Kyoto karena keesokan harinya kita harus balik ke Tokyo naik shinkansen. Pada malam terakhir, kita memutuskan untuk menuju Kyoto Tower. Ya tempatnya sangat dekat dengan Hostel, jadi paling jalan kaki sekitar 15 menit saja. Setelah sampai, beberapa memutuskan untuk makan saja dan tidak mau keatas karena katanya pemandangannya paling-paling gitu aja. Karena gw pengen merasakan naik tower lagi, jadi gw ke atas sendiri. Untuk naik ke atas, kalian harus menyiapkan uang 700 yen, dan nanti harus naik lift sampai 2x karena liftnya berbeda. Untuk pemandangannya ya lumayan lah, kayak berikut ini. Kyoto Tower View 1 Kyoto Tower View 2 Kyoto Tower View 3 Oh iya, ketika gw berkunjung ke Kyoto Tower, kebetulan banget sedang ada Conan the movie jadi dimana-mana banyak poster conan. Diatas juga terdapat VR buat kalian yang ingin mencoba lompat dari Kyoto Tower. Gw ga ikut nyoba waktu itu karena kalau mau coba lumayan mahal hehe. Di Kyoto Tower sendiri, menurut Rahman dkk harga makanannya termasuk affordable dan juga enak, jadi daripada kalian kecele cari makan diluar lebih baik makan disini aja. Dan akhirnya petualangan di Kyoto pun berakhir karena keesokan harinya kita pun harus bergegas menuju Tokyo.
pengalaman jalan jalan ke jepang